Iman yang Bertumbuh

Iman yang Bertumbuh

5 April 2025 | Rm. Alfonsus
Matius 13:31-32

"Ia membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: 'Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.'"

Iman yang Bertumbuh

Dalam salah satu perumpamaan-Nya, Yesus membandingkan Kerajaan Allah dengan biji sesawi: “Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” (Matius 13:31-32).

Dinamika Pertumbuhan Iman

Perumpamaan ini juga bisa diterapkan pada pertumbuhan iman kita. Iman tidak statis; iman adalah sesuatu yang dinamis, yang dirancang untuk tumbuh dan berkembang sepanjang hidup kita. Seperti biji sesawi yang kecil yang tumbuh menjadi pohon yang besar, iman kita juga diharapkan untuk bertumbuh dari awal yang sederhana menjadi sesuatu yang kuat dan berdampak.

Elemen-elemen Pertumbuhan Iman

Apa yang diperlukan untuk pertumbuhan iman? Seperti tanaman yang memerlukan air, sinar matahari, dan nutrisi, iman kita juga memerlukan elemen-elemen tertentu untuk bertumbuh:

  1. Doa: Doa adalah komunikasi dengan Allah, dan komunikasi adalah dasar dari setiap hubungan yang sehat. Melalui doa, kita membuka hati kita kepada Allah, membagikan kegembiraan dan kesedihan kita, mendengarkan bimbingan-Nya, dan memperdalam relasi kita dengan-Nya. Santo Paulus mendesak kita untuk “berdoa tanpa henti” (1 Tesalonika 5:17), mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga saluran komunikasi dengan Allah tetap terbuka.

  2. Kitab Suci: Firman Allah adalah makanan bagi jiwa kita. Melalui pembacaan dan perenungan Kitab Suci, kita mengenal Allah lebih dalam, memahami kehendak-Nya untuk hidup kita, dan menemukan kekuatan dan penghiburan dalam perjalanan iman kita. Seperti yang dikatakan oleh Pemazmur, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105).

  3. Sakramen-sakramen: Melalui sakramen-sakramen, terutama Ekaristi dan Rekonsiliasi, kita menerima rahmat Allah yang memampukan kita untuk hidup sebagai murid-murid Kristus. Sakramen-sakramen adalah tanda-tanda yang terlihat dari kehadiran dan karya Allah dalam hidup kita.

  4. Komunitas iman: Kita tidak dimaksudkan untuk berjalan sendirian dalam perjalanan iman kita. Komunitas iman—entah itu keluarga, paroki, kelompok sel, atau persahabatan rohani—menyediakan dukungan, akuntabilitas, dan kesempatan untuk bertumbuh bersama. “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Matius 18:20).

  5. Pelayanan dan kesaksian: Iman kita bertumbuh ketika kita membagikannya dengan orang lain, baik melalui perkataan maupun tindakan. Ketika kita melayani orang lain dengan kasih dan memberikan kesaksian tentang karya Allah dalam hidup kita, iman kita sendiri diperkuat dan diperdalam.

Kesabaran dalam Proses

Seperti pertumbuhan fisik, pertumbuhan iman juga membutuhkan waktu dan kesabaran. Ada masa-masa ketika iman kita tampaknya tidak bertumbuh atau bahkan mengalami kemunduran. Pada saat-saat seperti itu, kita perlu ingat bahwa Allah tetap bekerja dalam hidup kita, bahkan ketika kita tidak merasakannya.

Pertumbuhan iman juga melibatkan tantangan dan ujian. Seperti yang dikatakan oleh Santo Yakobus, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan” (Yakobus 1:2-3). Melalui tantangan dan kesulitan, iman kita diuji dan diperkuat.

Mari kita berkomitmen untuk memelihara pertumbuhan iman kita, memberinya perhatian dan perawatan yang diperlukan, sehingga seperti biji sesawi, ia dapat bertumbuh menjadi sesuatu yang kuat dan indah—sesuatu yang membawa kemuliaan bagi Allah dan menjadi berkat bagi orang lain.

Renungan ini ditulis oleh Rm. Alfonsus

Bagikan

Renungan Terkait

hikks
6 April 2025

hikks

Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk hidup dalam pengharapan, bahkan di tengah situasi yang tampak tidak memiliki harapan.

Baca Selengkapnya

Terima Renungan Harian melalui Email

Mulai hari Anda dengan renungan spiritual yang menginspirasi. Kami akan mengirimkan renungan harian langsung ke kotak masuk email Anda setiap pagi.

Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja. Kami menghormati privasi Anda.